BEBERAPA VARIETAS BENIH JAGUNG HIBRIDA PILIHAN
Jagung Hibrida BISI - 2
SK Menteri No : 589/Kpts/TP.240/9/95.
✈ Pertumbuhan tanaman tegak, seragam dan tahan roboh.
✈ Tahan terhadap serangan penyakit bulai, karat daun dan bercak daun.
✈ Dapat menghasilkan dua tongkol pertanaman yang sama besar.
✈ Rendemen sangat tinggi yaitu 83%, karena memiliki ukuran janggel kecil, dengan tongkol besar dan silindris.
✈ Tongkol tertutup rapat sehingga serangan busuk buah berkurang.
✈ Populasi tanaman sekitar 62.000 per ha.
✈ Kebutuhan benih sekitar 15 kg per ha.
✈ Dapat dipanen umur 103 hari setelah tanam.
✈ Potensi hasil 13 ton per ha pipil kering.
Tips Memilih Benih Jagung Hibrida Berkualitas
Tanaman jagung bagi petani ataupun pengusaha dibidang pertanian sudah tidak asing lagi, karena sejak ditemukannya kepulauan nusantara ini oleh nenek moyang kita, jagung sudah mulai ditanam. Akan tetapi untuk bercocok tanam jagung yang dapat menghasilkan panenan yang memilii kualitas dan kuantitas yang optimal diperlukan pengetahuan dan teknologi yang memadai. Aspek pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk dapat memperoleh hasil panen yang optimal baik kualitas maupun kuantitasnya tersebut meliputi; emilihan lahan, pengolahan tanah, penggunaan benih hibrida yang berkualitas dan bermutu tinggi, pemupukan yang tepat, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), pemeliharaan tanaman, pengairan dan penanganan pasca panen yang baik dan benar.
Dari beberapa aspek tersebut di atas, satu dengan yang lainnya saling mendukung dan tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Pengetahuan dan teknologi budidaya jagung dari hari ke hari terus berkembang egitu cepat seiring dengan berkembangnya arus informasi dari luar, terutama pengetahuan dan teknologi tentang benih jagung hibrida yang berkualitas dengan potensi produksi tinggi. Benih-benih jagung hibrida yang
masuk ke Indonesia dan telah direalis oleh pemerintah sejak tahun 1984 jumlahnya sudah cukup banyak, tetapi yang berkembang dan digemari jumlahnya dapat dihitung dengan jari. Demikian juga dengan prosentase penggunaan benih hibrida jumlahnya masih relatif rendah dibandingkan negara-negara tetangga. Sebagai akibatnya adalah produksi rata-rata nasional baru mencapai 2,6 ton/ha (BPS.2000). Untuk memudahkan memilih benih jagung yang memiliki kualitas baik dan berpotensi tinggi, berikut ini akan kami uraikan tata caranya:
Cara memilih benih jagung hibrida yang berkualitas dan mem-punyai potensi hasil yang tinggi :
1. Asal-usul jelas :
● Perusahaan atau badan yang memproduksi benih jelas tertera pada kemasan dan sudah teruji.
● Asal-usul genetik jelas.
● Telah direalis oleh pemerintah dan memiliki nomor surat keputusan.
● Penjual resmi yaitu badan u s a h a / A g e n / d i s t r i b u t o r /
Toko/Kios pertanian yang nterdaftar.
2. Wadah dan kemasan :
● Benih dikemas dalam wadah plastik yang kedap air, udara dan cahaya.
● Berat perwadah yaitu : 1 Kg, 4 Kg atau 5 Kg.
● Pada kemasan tertera Nama Varietas, Berat bersih, Merek dagang, Nama dan alamat produsen atau distributor yang jelas.
● Kemasan dicetak dengan tinta yang berkualitas dan tidak mudah terkelupas.
3. Label
● Setiap satu kemasan terdapat satu label.
● Pada label tertulis keterangan mengenai Nomor lot, Nama produsen, Nama varietas tanggal pengujian, habis masa berlakunya label, Kemurnian benih, stempel produsen (bagi produsen yang telah memiliki kreditasi dari pemerintah) dll.
● Label berwarna biru dengan tulisan berwarna hitam.
4. Lain-lain
● Benih yang berkualitas telah diberi perlakuan (Seed treatment) dengan pestisida.
● Setiap berat 20 Kg dikemas lagi menggunakan kertas karton tebal untuk menjaga agar tidak rusak pada waktu pengangkutan dan penyimpanan.
● Sebelum menentukan pilihan ketahui dulu deskripsi varietasnya baik melalui brosur atau lembaran surat keputusan yang dikeluarkan oleh departemen pertanian yang dapat diperoleh lewat penyuluh pertanian.
5. Anjuran
Untuk daerah yang merupakan endemik penyakit bulai (Peronosclerospora maydis) sangat dianjurkan untuk diberi perlakuan tambahan pada benih (Seed treatment) menggunakan fungisida Saromyul 35SD. Caranya setiap Saromyl 35SD sebanyak 2,5—5 gram dilarutkan dengan 8 cc air untuk 1kg benih jagung. Setelah
benih dicampur dengan larutan fungisida Saromyl 35SD kemudian di kering anginkan selanjutnya benih siap untuk ditanam. ***
Dari beberapa aspek tersebut di atas, satu dengan yang lainnya saling mendukung dan tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Pengetahuan dan teknologi budidaya jagung dari hari ke hari terus berkembang egitu cepat seiring dengan berkembangnya arus informasi dari luar, terutama pengetahuan dan teknologi tentang benih jagung hibrida yang berkualitas dengan potensi produksi tinggi. Benih-benih jagung hibrida yang
masuk ke Indonesia dan telah direalis oleh pemerintah sejak tahun 1984 jumlahnya sudah cukup banyak, tetapi yang berkembang dan digemari jumlahnya dapat dihitung dengan jari. Demikian juga dengan prosentase penggunaan benih hibrida jumlahnya masih relatif rendah dibandingkan negara-negara tetangga. Sebagai akibatnya adalah produksi rata-rata nasional baru mencapai 2,6 ton/ha (BPS.2000). Untuk memudahkan memilih benih jagung yang memiliki kualitas baik dan berpotensi tinggi, berikut ini akan kami uraikan tata caranya:
Cara memilih benih jagung hibrida yang berkualitas dan mem-punyai potensi hasil yang tinggi :
1. Asal-usul jelas :
● Perusahaan atau badan yang memproduksi benih jelas tertera pada kemasan dan sudah teruji.
● Asal-usul genetik jelas.
● Telah direalis oleh pemerintah dan memiliki nomor surat keputusan.
● Penjual resmi yaitu badan u s a h a / A g e n / d i s t r i b u t o r /
Toko/Kios pertanian yang nterdaftar.
2. Wadah dan kemasan :
● Benih dikemas dalam wadah plastik yang kedap air, udara dan cahaya.
● Berat perwadah yaitu : 1 Kg, 4 Kg atau 5 Kg.
● Pada kemasan tertera Nama Varietas, Berat bersih, Merek dagang, Nama dan alamat produsen atau distributor yang jelas.
● Kemasan dicetak dengan tinta yang berkualitas dan tidak mudah terkelupas.
3. Label
● Setiap satu kemasan terdapat satu label.
● Pada label tertulis keterangan mengenai Nomor lot, Nama produsen, Nama varietas tanggal pengujian, habis masa berlakunya label, Kemurnian benih, stempel produsen (bagi produsen yang telah memiliki kreditasi dari pemerintah) dll.
● Label berwarna biru dengan tulisan berwarna hitam.
4. Lain-lain
● Benih yang berkualitas telah diberi perlakuan (Seed treatment) dengan pestisida.
● Setiap berat 20 Kg dikemas lagi menggunakan kertas karton tebal untuk menjaga agar tidak rusak pada waktu pengangkutan dan penyimpanan.
● Sebelum menentukan pilihan ketahui dulu deskripsi varietasnya baik melalui brosur atau lembaran surat keputusan yang dikeluarkan oleh departemen pertanian yang dapat diperoleh lewat penyuluh pertanian.
5. Anjuran
Untuk daerah yang merupakan endemik penyakit bulai (Peronosclerospora maydis) sangat dianjurkan untuk diberi perlakuan tambahan pada benih (Seed treatment) menggunakan fungisida Saromyul 35SD. Caranya setiap Saromyl 35SD sebanyak 2,5—5 gram dilarutkan dengan 8 cc air untuk 1kg benih jagung. Setelah
benih dicampur dengan larutan fungisida Saromyl 35SD kemudian di kering anginkan selanjutnya benih siap untuk ditanam. ***
TEKNIK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK “BOKHASI”
Pupuk organik merupakan hasil penguraian bahan organik oleh jasad renik atau mikroorganisme yang berupa zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman. Misal Kompos, pupuk kandang, dan pupuk hijau. Kompos atau pupuk kandang sudah cukup lama dikenal dan dipergunakan, tetapi baru sebatas menggunakan apa adanya, belum sampai pada usaha untuk meningkatkan kualitas dari kompos dan pupuk kandang tersebut.Rakitan teknologi pembuatan pupuk alternatif mulai membudaya di masyarakat kita, yaitu upaya pembuatamn kompos dengan menggunakan bioaktifator yang memang sudah cukup banyak di pasaran, seperti EM-4, stardek/Starbio, CM dll. Hal ini dilakukan petani dengan pertimbangan antara lain :
Untuk memperoleh pupuk kandang dalam jumlah besar yang sudah masak tidaklah mudah.
Penanaman pupuk hijau tidak selalu berhasil, karena keberatan dari petani jika harus mengorbankan sebagian lahannya untuk tanaman pupuk hijau.
Memberi nilai tambah bagi pupuk kandang sehingga menjadi kompos dengan kualitas lebih baik.
Mengurangi ketergantungan pada pupuk buatan.
Pembuatan Kompos dengan Bioaktifator CM
CM (Crops Mikrobia) mengandung bakteri gram positif yang dapat hidup di permukaan akar yang mempunyai strain spesifik yang jelas dan terkendali. Bakteri itu yaitu :
Bacillus chitinosporous, yang memproduksi metabolit enzim chitinase yang mampu menghancurkan, mengurai dan mencerna zat kitin yang terdapat pada sel telur nematoda, kulit serangga, larva dan pupa serangga.
Bacillus subtilis dan Bacillus pumulus yang memproduksi metabolit yang menghambat fungi (cendawan)
Bacillus lateroporous yang memproduksi metabolit spesifik (auksin dan gibrelin) yang mampu menstimulir benih, akar, batang, bunga dan buah.
Oleh karenanya CM sendiri ada 3 jenis sesuai dengan kegunaannya yaitu :
CM akar
CM daun
CM buah
Teknik pembuatan kompos :
Untuk tiap kuintal bahan kompos dibutuhkan bahan sebagai berikut :
1. kotoran hewan / jerami : 100 Kg
2. serbuk gergaji : 20 Kg
3. bekatul : 2 Kg
4. CM : 50 cc
5. tetes tebu/larutan gula : 100 cc
6. air : 25 liter
7. Nutrisi : secukupnya
Cara pembuatan :
Bahan 1,2,3 dicampur hingga merata
Bahan 4,5,6,dan 7 dilarutkan dalam air (bahan 6)
Larutan pada point b disiramkan pada adonan (hasil campuran poin a) hingga homogen.
Adonan dibuat gundukan.
Adonan ditutup dengan plastik selama 4-5 hari, dan setiap harinya adonan diaduk dan dibalik dan ditutup kembali dengan plastik.
Proses dekomposisi berlangsung ditandai dengan naiknya suhu.
Hasil kompos dikatakan berhasil dengan tanda :
dipegang tidak lengket
tidak bau dan tidak panas
warna lebih legam/mengkilap
Pembuatan Kocoran
Selain dibuat kompos CM juga bisa dibuat kocoran untuk menyiram tanaman. Adapun cara membuatnya adalah sebagai berikut : (untuk pembuatan kocoran 10 liter) :
Bahan :
1. Pupuk kandang : 2 Kg
2. Bekatul : 0,5 Kg
3, Larutan gula : 0,5 liter
4. CM : 100 cc
5. air : 15 liter
6. Nutrisi : secukupnya
Cara membuat kocoran adalah sebagai berikut :
Pupuk kandang ditaruh dalam ember, dan dituangkan air mendidih 15 liter dan biarkan hingga dingin/agak hangat.
Larutan tersebut disaring diambil cairannya, dan pisahkan dalam ember.
Setelah dingin, masukan bekatul, larutan gula, CM dan nutrisi dan diaduk hingga homogen.
Setelah itu masukan alat oksidasi (aerator aquarium) selama 4-5 hari, dan setelah itu dapat digunakan pada tanaman.
Pada saat disiramkan kocoran terlebih dulu diencerkan 200 kali (1 liter kocoran dicampur denga air hingga mencapai 200 liter).
Penggunaan kompos dan kocoran yang rutin pada tanaman menjadikan tanaman sehat dan produktif karena bakteri gram positif akan mampu berkompetesi dan mengalahkan bakteri patogen pada akar sehingga tanaman tetap tersuplai zat hara, karena bakteri gram positif mampu merombak unsur hara yang terikat kuat dalam partikel tanah menjadi unsur hara dalam gugus siap pakai dan hormon tumbuh yang dihasilkan melalui metabolit yang akan menstimulin pertumbuhan akar, batang, daun, bunga dan buah.
Pembuatan Petisida Organik (EM-4)
Bahan :
1. Larutan gula : 100 ml
2. EM – 4 : 100 ml
3. asam cuka : 100 ml
4. Alkohol 40% : 100 ml
5. Air cucian beras yang pertama : 1 liter
Cara Membuat :
Kelima bahan dicampur dan dimasukan dalam botol/jerigen yang tertutup.
Dilakukan pengocokan botol tiap pagi dan sore.
Pada setiap pengocokan kemudian tutup botol dibuka untuk membebaskan gas yang terbentuk selama fermentasi.
Pengocokan dihentikan setelah tidak ada gas yang terbentuk (kurang lebih 15 hari)
Biarkan selama 7 hari sebelum dipergunakan pada tanaman.
Untuk penggunaan campurkan 5 – 10 ml untuk setiap 1 liter air.
Untuk memperoleh pupuk kandang dalam jumlah besar yang sudah masak tidaklah mudah.
Penanaman pupuk hijau tidak selalu berhasil, karena keberatan dari petani jika harus mengorbankan sebagian lahannya untuk tanaman pupuk hijau.
Memberi nilai tambah bagi pupuk kandang sehingga menjadi kompos dengan kualitas lebih baik.
Mengurangi ketergantungan pada pupuk buatan.
Pembuatan Kompos dengan Bioaktifator CM
CM (Crops Mikrobia) mengandung bakteri gram positif yang dapat hidup di permukaan akar yang mempunyai strain spesifik yang jelas dan terkendali. Bakteri itu yaitu :
Bacillus chitinosporous, yang memproduksi metabolit enzim chitinase yang mampu menghancurkan, mengurai dan mencerna zat kitin yang terdapat pada sel telur nematoda, kulit serangga, larva dan pupa serangga.
Bacillus subtilis dan Bacillus pumulus yang memproduksi metabolit yang menghambat fungi (cendawan)
Bacillus lateroporous yang memproduksi metabolit spesifik (auksin dan gibrelin) yang mampu menstimulir benih, akar, batang, bunga dan buah.
Oleh karenanya CM sendiri ada 3 jenis sesuai dengan kegunaannya yaitu :
CM akar
CM daun
CM buah
Teknik pembuatan kompos :
Untuk tiap kuintal bahan kompos dibutuhkan bahan sebagai berikut :
1. kotoran hewan / jerami : 100 Kg
2. serbuk gergaji : 20 Kg
3. bekatul : 2 Kg
4. CM : 50 cc
5. tetes tebu/larutan gula : 100 cc
6. air : 25 liter
7. Nutrisi : secukupnya
Cara pembuatan :
Bahan 1,2,3 dicampur hingga merata
Bahan 4,5,6,dan 7 dilarutkan dalam air (bahan 6)
Larutan pada point b disiramkan pada adonan (hasil campuran poin a) hingga homogen.
Adonan dibuat gundukan.
Adonan ditutup dengan plastik selama 4-5 hari, dan setiap harinya adonan diaduk dan dibalik dan ditutup kembali dengan plastik.
Proses dekomposisi berlangsung ditandai dengan naiknya suhu.
Hasil kompos dikatakan berhasil dengan tanda :
dipegang tidak lengket
tidak bau dan tidak panas
warna lebih legam/mengkilap
Pembuatan Kocoran
Selain dibuat kompos CM juga bisa dibuat kocoran untuk menyiram tanaman. Adapun cara membuatnya adalah sebagai berikut : (untuk pembuatan kocoran 10 liter) :
Bahan :
1. Pupuk kandang : 2 Kg
2. Bekatul : 0,5 Kg
3, Larutan gula : 0,5 liter
4. CM : 100 cc
5. air : 15 liter
6. Nutrisi : secukupnya
Cara membuat kocoran adalah sebagai berikut :
Pupuk kandang ditaruh dalam ember, dan dituangkan air mendidih 15 liter dan biarkan hingga dingin/agak hangat.
Larutan tersebut disaring diambil cairannya, dan pisahkan dalam ember.
Setelah dingin, masukan bekatul, larutan gula, CM dan nutrisi dan diaduk hingga homogen.
Setelah itu masukan alat oksidasi (aerator aquarium) selama 4-5 hari, dan setelah itu dapat digunakan pada tanaman.
Pada saat disiramkan kocoran terlebih dulu diencerkan 200 kali (1 liter kocoran dicampur denga air hingga mencapai 200 liter).
Penggunaan kompos dan kocoran yang rutin pada tanaman menjadikan tanaman sehat dan produktif karena bakteri gram positif akan mampu berkompetesi dan mengalahkan bakteri patogen pada akar sehingga tanaman tetap tersuplai zat hara, karena bakteri gram positif mampu merombak unsur hara yang terikat kuat dalam partikel tanah menjadi unsur hara dalam gugus siap pakai dan hormon tumbuh yang dihasilkan melalui metabolit yang akan menstimulin pertumbuhan akar, batang, daun, bunga dan buah.
Pembuatan Petisida Organik (EM-4)
Bahan :
1. Larutan gula : 100 ml
2. EM – 4 : 100 ml
3. asam cuka : 100 ml
4. Alkohol 40% : 100 ml
5. Air cucian beras yang pertama : 1 liter
Cara Membuat :
Kelima bahan dicampur dan dimasukan dalam botol/jerigen yang tertutup.
Dilakukan pengocokan botol tiap pagi dan sore.
Pada setiap pengocokan kemudian tutup botol dibuka untuk membebaskan gas yang terbentuk selama fermentasi.
Pengocokan dihentikan setelah tidak ada gas yang terbentuk (kurang lebih 15 hari)
Biarkan selama 7 hari sebelum dipergunakan pada tanaman.
Untuk penggunaan campurkan 5 – 10 ml untuk setiap 1 liter air.
Pemberian Pupuk Kandang Dan Kapur Dalam Meningkatkan Produksi Benih Jagung Hibrida Di Lahan Kering
Dalam upaya memenuhi kebutuhan jagung secara berkesinambungan, diperlukan varietas yang mampu tumbuh optimal pada berbagai keadaan lahan, terutama lahan kering. Lahan kering yang ada umumnya didominasi oleh lahan marginal ( Podsolik) dan tidak menguntungkan bagi tanaman. Sifat dari lahan tersebut adalah mempunyai kemasaman tanah yang tinggi pH ( 3, 5-5, 5) , status hara rendah terutama N, P, K dan Ca serta kepasitas tukar kation dan kejenuhan basa rendah. Untuk mengatasi permasalahan tanah masam salah satunya adalah dengan pengapuran.
Selain pengapuran, pemberian bahan organik juga merupakan salah satu cara mengatasi lahan masam, yang bertujuan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang baik serta memberikan hasil yang optimal, disamping itu juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Pemberian bahan organik pada tanah masam penting karena dapat menurunkan kalarutan Al dan Fe sehingga fiksasi fosfat oleh unsur tersebut dapat dikurangi.
Penelitian telah dilaksanakan di kebun percobaan BPTP Kalimantan Timur, mula bulan Juli sampai Desember 2003. Bahan yang digunakan adalah tetua jantan GM 15, betina ST 2630, kapur dolomit 2 t/ ha, pupuk kandang ayam 10 t/ ha, Urea 300 kg/ ha, SP-36 100 kg/ ha dan KCL 50 kg/ ha, Furadan, Marshal. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan. Perlakuannya adalah : ( 1) tanpa pupuk kandang dan kapur; ( 2) tanpa pupuk kadang diberi kapur; ( 3) diberi pupuk kandang tanpa kapur, dan ( 4) diberi pupuk kandang dan kapur.
Lahan diolah secara minimum tillage, kemudian dilakukan pembuatan lubang tanam. Pupuk organik dan kapur diberikan satu minggu menjelang tanam, dengan cara dimasukkan kedalam lubang tanam, sedangkan pupuk an organik diberikan 1/ 3 bagian Urea serta SP-36 dan KCL seluruhnya saat tanam. Umur satu bulan dilakukan pemupukan susulan sekaligus dengan penyiangan dan pembumbunan. Lokasi penanamam terisolasi maksudnya pada saat berbunga tidak bersamaan dengan jagung varietas lain serta jarak dengan varietas lain paling kurang 200 meter dan tidak menggunakan lahan bekas pertanaman jagung. Penamanam dilakukan dengan cara tugal 2 biji/ lubang dengan jarak tanam 75x40 cm. Sebelum tanam benih dicampur dengan Marshal 5 g/ l kg benih. Penanaman tetua jantan dilakukan 5 hari lebih awal dari tetua betina. Perbandingan baris tanaman betina dan tanaman jantan adalah 4: 1.
Penggunaan pupuk kandang dan kapur berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman. Pemberian pupuk kandang yang dikombinasikan dengan kapur menghasilkan tinggi tanaman paling tinggi pada GM 15 dan ST 2630, umur 15 dan 45 hari setelah tanam yaitu ( 66, 4 dan 233, 9 cm) dan ( 69, 7 dan 229, 2 cm) terendah terdapat pada kombinasi tanpa pupuk kandang dan kapur yaitu ( 46, 4 dan 215, 7 cm) pada GM 15 dan ( 47, 0 dan 212, 5 cm) pada ST 2630.
Peningkatan pertumbuhan disebabkan adanya unsur hara makro dan mikro yang ada dalam tanah, dan diserap oleh tanaman akibat pemberian pupuk kandang dan kapur. Penambahan bahan organik kedalam tanah dapat meningkatkan serapan P tanaman melalui proses khelasi karena asam-asam organik yang dihasilkan dari proses dekomposisi bahan organik akan mengikat Fe dan Al yang mengikat P dalam tanah.
Pengapuran pada tanah masam berpengaruh baik bagi perkembangan akar tanaman, karena dapat mengurangi stress tanaman terhadap keracunan Al dan dapat mensuplei unsur hara yang dibutukan tanaman sehingga menciptakan lingkungan yang baik bagi tanaman.
Komponen hasil yang diamati meliputi; jumlah baris pertongkol, jumlah biji perbaris, dan bobot 100 biji. Kombinasi pupuk kandang dan kapur hanya berpengaruh nyata terhadap jumlah biji perbaris pada tongkol, sedangkan terhadap jumlah baris pertongkol dan bobot 100 biji pengaruhnya tidak nyata. Namun dari rata-rata jumlah baris pertongkol paling tinggi terdapat pada kombinasi pemberian pupuk kandang dan kapur yaitu 29 buah pertongkol, dan terendah pada kombinasi tanpa pupuk kandang dan kapur yaitu 25, 6 buah pertongkol. Jumlah biji perbaris paling tinggi juga terdapat pada kombinasi pemberian pupuk kandang dan kapur yaitu 28.9 buah perbaris dan terendah pada kombinasi tanpa pupuk kandang dan kapur yaitu 25.6 buah perbaris.
Komponen hasil dari persilangan GM 15 dengan ST 2630 pada perlakuan pemberian pupuk kandang dan pengapuran memperlihatkan perbedaan yang nyata terhadap hasil. Terlihat bahwa produksi semar 3 layak benih, tidak layak benih dan jumlah tongkol muda paling tinggi terdapat pada kombinasi pemberian pupuk kandang dengan kapur yaitu 1, 765 kg/ ha, 986, 6 kg/ ha dan 10.759 buah tongkol muda perhektar, sedangkan yang terendah terdapat pada kombinasi tanpa perlakuan pupuk kandang dengan kapur.
Selain pengapuran, pemberian bahan organik juga merupakan salah satu cara mengatasi lahan masam, yang bertujuan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang baik serta memberikan hasil yang optimal, disamping itu juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Pemberian bahan organik pada tanah masam penting karena dapat menurunkan kalarutan Al dan Fe sehingga fiksasi fosfat oleh unsur tersebut dapat dikurangi.
Penelitian telah dilaksanakan di kebun percobaan BPTP Kalimantan Timur, mula bulan Juli sampai Desember 2003. Bahan yang digunakan adalah tetua jantan GM 15, betina ST 2630, kapur dolomit 2 t/ ha, pupuk kandang ayam 10 t/ ha, Urea 300 kg/ ha, SP-36 100 kg/ ha dan KCL 50 kg/ ha, Furadan, Marshal. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan. Perlakuannya adalah : ( 1) tanpa pupuk kandang dan kapur; ( 2) tanpa pupuk kadang diberi kapur; ( 3) diberi pupuk kandang tanpa kapur, dan ( 4) diberi pupuk kandang dan kapur.
Lahan diolah secara minimum tillage, kemudian dilakukan pembuatan lubang tanam. Pupuk organik dan kapur diberikan satu minggu menjelang tanam, dengan cara dimasukkan kedalam lubang tanam, sedangkan pupuk an organik diberikan 1/ 3 bagian Urea serta SP-36 dan KCL seluruhnya saat tanam. Umur satu bulan dilakukan pemupukan susulan sekaligus dengan penyiangan dan pembumbunan. Lokasi penanamam terisolasi maksudnya pada saat berbunga tidak bersamaan dengan jagung varietas lain serta jarak dengan varietas lain paling kurang 200 meter dan tidak menggunakan lahan bekas pertanaman jagung. Penamanam dilakukan dengan cara tugal 2 biji/ lubang dengan jarak tanam 75x40 cm. Sebelum tanam benih dicampur dengan Marshal 5 g/ l kg benih. Penanaman tetua jantan dilakukan 5 hari lebih awal dari tetua betina. Perbandingan baris tanaman betina dan tanaman jantan adalah 4: 1.
Penggunaan pupuk kandang dan kapur berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman. Pemberian pupuk kandang yang dikombinasikan dengan kapur menghasilkan tinggi tanaman paling tinggi pada GM 15 dan ST 2630, umur 15 dan 45 hari setelah tanam yaitu ( 66, 4 dan 233, 9 cm) dan ( 69, 7 dan 229, 2 cm) terendah terdapat pada kombinasi tanpa pupuk kandang dan kapur yaitu ( 46, 4 dan 215, 7 cm) pada GM 15 dan ( 47, 0 dan 212, 5 cm) pada ST 2630.
Peningkatan pertumbuhan disebabkan adanya unsur hara makro dan mikro yang ada dalam tanah, dan diserap oleh tanaman akibat pemberian pupuk kandang dan kapur. Penambahan bahan organik kedalam tanah dapat meningkatkan serapan P tanaman melalui proses khelasi karena asam-asam organik yang dihasilkan dari proses dekomposisi bahan organik akan mengikat Fe dan Al yang mengikat P dalam tanah.
Pengapuran pada tanah masam berpengaruh baik bagi perkembangan akar tanaman, karena dapat mengurangi stress tanaman terhadap keracunan Al dan dapat mensuplei unsur hara yang dibutukan tanaman sehingga menciptakan lingkungan yang baik bagi tanaman.
Komponen hasil yang diamati meliputi; jumlah baris pertongkol, jumlah biji perbaris, dan bobot 100 biji. Kombinasi pupuk kandang dan kapur hanya berpengaruh nyata terhadap jumlah biji perbaris pada tongkol, sedangkan terhadap jumlah baris pertongkol dan bobot 100 biji pengaruhnya tidak nyata. Namun dari rata-rata jumlah baris pertongkol paling tinggi terdapat pada kombinasi pemberian pupuk kandang dan kapur yaitu 29 buah pertongkol, dan terendah pada kombinasi tanpa pupuk kandang dan kapur yaitu 25, 6 buah pertongkol. Jumlah biji perbaris paling tinggi juga terdapat pada kombinasi pemberian pupuk kandang dan kapur yaitu 28.9 buah perbaris dan terendah pada kombinasi tanpa pupuk kandang dan kapur yaitu 25.6 buah perbaris.
Komponen hasil dari persilangan GM 15 dengan ST 2630 pada perlakuan pemberian pupuk kandang dan pengapuran memperlihatkan perbedaan yang nyata terhadap hasil. Terlihat bahwa produksi semar 3 layak benih, tidak layak benih dan jumlah tongkol muda paling tinggi terdapat pada kombinasi pemberian pupuk kandang dengan kapur yaitu 1, 765 kg/ ha, 986, 6 kg/ ha dan 10.759 buah tongkol muda perhektar, sedangkan yang terendah terdapat pada kombinasi tanpa perlakuan pupuk kandang dengan kapur.
JAGUNG MANIS
Jagung Manis adalah tanaman yang sangat gampang untuk di pelihara dan mempunyai prospek yang bagus saat di panen
MENANAM jagung manis relatif gampang. Setelah lahan dicangkul sampai halus, barulah ditajuk dengan kedalaman tiga sentimeter untuk menaruh bibit yang akan ditanam.
Kemudian, bibit ditimbun sekadarnya. Tekstur tanahnya harus gembur. Tidak boleh diinjak karena dapat menyebabkan tanah menjadi padat. Setiap lubang diisi sebutir benih dengan jarak 20–70 sentimeter.
MENANAM jagung manis relatif gampang. Setelah lahan dicangkul sampai halus, barulah ditajuk dengan kedalaman tiga sentimeter untuk menaruh bibit yang akan ditanam.
Kemudian, bibit ditimbun sekadarnya. Tekstur tanahnya harus gembur. Tidak boleh diinjak karena dapat menyebabkan tanah menjadi padat. Setiap lubang diisi sebutir benih dengan jarak 20–70 sentimeter.
Pada umur empat hari setelah bibit tumbuh, pupuklah dengan pupuk berimbang (Urea, TS, dan KCL).
Kemudian, pada umur 35 hari pemupukan kedua dengan jenis pupuk sama. Usai pemupukan, jagung tidak dirawat lagi walaupun ditumbuhi rerumputan untuk menjaga agat tidak mengganggu proses perbungaan sampai siap dipanen.
Dalam satu batang, jagung manis memiliki satu–tiga tongkol, tapi untuk menjaga agar buah maksimal satu batang ditinggalkan satu tongkol. Sedangkan soleng (buah muda) bisa dipanen dan dijual untuk konsumsi sayur pada umur 50 hari. Dengan menjual soleng tersebut, biasanya mampu mengembalikan modal petani untuk pengadaan pupuk dan bibit, sehingga petani mendapatkan keuntungan utuh saat panen.
Selain soleng, daun jagung juga bisa dijual untuk pakan ternak.
Dalam satu hektare menghabiskan 200 kg Urea, 100 kg TS, dan 100 kg KCl, untuk dua kali pemupukan. Tetapi, lebih memuaskan dibantu dengan pupuk kandang untuk mengurangi pupuk kimia. Pada kondisi sekarang, jagung muda dapat dipanen pada umur 70 hari. Waktu panen singkat itu ditambah lagi dengan pengolahan yang tidak sulit.
Jika ada gejala serangan hama atau penyakit, segera konsultasikan dengan penyuluh pertanian yang ada atau semprotkan pestisida yang disarankan Dinas Pertanian. Penggunakan pestisida digunakan secara bijaksana. Artinya, jika serangan hama/penyakit di atas ambang batas serangan, baru disemprot.
Tanaman jagung membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhan dan memberikan hasil produksi yang baik. Air diperlukan saat penanaman, pembungaan (45–55 hari) dan pengisian biji (60–80 hari). Perlu diperhatikan drainase yang baik dan hindari tanaman tergenang air.
Panen dan Pemasaran Hasil
Tanaman jagung manis dapat dipanen jika berumur 70 hari.
Ciri jagung dapat dipanen: Kelobot (bungkus janggel jagung) berwarna cokelat muda dan kering serta bijinya mengilat.
Setelah dipanen, jagung dipipil dan dikeringkan hingga kadar air 15%, sebaiknya dipanen saat jagung sudah benar-benar kering. Jagung pun siap dijual dengan hasil yang layak.
MENYIAPKAN BENIH JAGUNG HIBRIDA YANG HARGA MURAH
PENDAHULUAN
Jagung merupakan bahan makanan pokok ke II terpenting setelah padi. Jagung digunakan sebagai bahan makanan pokok oleh lebih dari 18 juta rakyat Indonesia, selain sebagai bahan baku industri dan pakan ternak. Produksi jagung di NTB baru mencapai rata-rata 19,80 per/ha dan jauh dibawah produktivitas hasil penelitian sebesar 40-50 kw/ha pipilan kering jagung bersari bebas serta 70 - 80 kw/ha pipilan kering jagung hibrida. Minat petani NTB untuk menanam jagung hibrida dari tahun ke tahun meningkat meski harga benih jagung hibrida sangat mahal antara Rp. 17.500 - Rp. 19500/kg sedangkan kebutuhan per hektar sebanyak 20 kg, berarti benih saja dibutuhkan dana antara Rp. 350.000 - Rp. 390.000/ha. Sementara benih jagung hibrida hasil persilangan ini (Semar3) dapat dijangkau dengan harga Rp. 6.000, /kg, sehingga untuk kebutuhan per hektar membutuhkan biaya sebesar Rp. 120.000,- Untuk mendukung dan membantu petani memperoleh benih jagung hibrida dengan harga relatif murah, Badan Litbang Pertanian sudah memiIiki teknologi membuat
benih jagung hibrida.
BAHAN BENIH JAGUNG HIBRIDA
Balai Penelitian Tanaman Jagung dan Serealia lain (BALITJAS) Maros Sulawesi Selatan telah berhasil menciptakan benih jagung hibrida yaitu SEMAR-1 hingga SEMAR-9 dengan menyiapkan benih materi induk (BMI) berupa bunga jantan dan bunga betina. IPPTP Mataram di Peninjauan Narmada telah mendatangkan benih materi induk (BMI) jagung hibrida SEMAR- 3 dari BALITJAS Maros untuk bahan membuat benih jagung hibrida SEMAR-3 dengan benih materi induk GM 15 sebagai materi induk bunga jantan dan benih materi induk ST.2630 sebagai materi induk bunga betina.
PROSEDUR/CARA MENYIAPKAN BENIH HIBRIDA "SEMAR - 3"
1. Penanaman benih materi induk GM IS dan benih materi induk ST.2630 seperti menanam jagung pada umumnya dengan jarak tanam 80 x 40 cm, 2 biji/lubang, dan komposisi 1 baris GM 15 dari 4 baris ST.2630.
2. Pemeliharaan awal tidak beda dengan petunjuk budidaya jagung hibrida umumnya, hanya setelah tumbuh (umur 10 - 15 hari) setelah tugal diseleksi setiap lubang hanya ditinggalkan 1 tanaman.
3. Tanaman harus dipupuk (sesuai rekomendasi setempat) hingga umur tanaman 30-35 hari setelah tugal dengan 2 - 3 kali aplikasi.
4. Pada umur tanaman sekitar 53 hari setelah tugal agar diperhatikan karena bunga jantan akan mulai keluar/muncul. Lakukan pemotongan bunga jantan pada materi induk ST 2630 (yang setiap 4 baris) dengan cara seperti gambar di bawah ini. Pelaksanaan pemotongan bunga jantan pada tanaman materi induk betina
dilakukan setiap pagi hari sebelum jam 9.00 selama 8 - 10 hari.
5. GM 15 (yang setiap 1 baris) sebagai pejantan tetap dibiarkan bunga jantannya keluar dan berkembang,
akan tetapi tanaman yang tingginya dianggap tidak sama seperti tinggi rata-rata yang ada (terlalu tinggi atau terlalu pendek dari rata-rata) agar dicabut.
6. Materi induk ST.2630 (setiap 4 baris) sebagai induk betina yang kedudukan tongkolnya terlalu tinggi atau
terlalu rendah dari rata-rata agar dicabut.
7. Penyerbukan silang GM 15 dan ST.2630 terjadi secara alamiah baik oleh angin atau serangga.
8. Lakukan pemeliharaan selanjutnya sesuai petunjuk budidaya jagung umumnya.
PANEN DAN PASCA PANEN
Tanaman sudah bisa di panen apabila telah mencapai umur tua dengan tanda-tanda kelobot berwarna putih
kecoklatan. Perlakuan panen dan pasca panen sebagai berikut:
1. Tongkol dari tanaman GM 15 tidak dijadikan benih atau tongkolnya bisa dipanen muda.
2. Tongkol dari tanaman materi induk betina (ST.2630) di panen seperti biasa. Hasil panen diseleksi
tongkol-tongkol yang seragam baik panjang maupun besarnya dipisahkan dari yang pendek dan kecil.
3. Proses pasca panen sesuai petunjuk jagung umumnya
4. Pemipilan dilakukan memisahkan hasil pipilan ke 2 ujung tongkol dengan bagian tengah tongkol jagung.
5. Benih hibrida SEMAR - 3 adalah yang berasal dari pipilan bagian tengah dan lakukan penjemuran hingga
kadar air 12%.
6. Lakukan pengantongan dan penyimpanan sesuai petunjuk, bila menunggu waktu tanam.
Apabila menginginkan pertanaman 1 tanaman/lubang maka harus diyakini bahwa benih daya tumbuhnya
100%, dan jika tidak maka ditanam 2 biji/lubang yang setelah tumbuh (10 hari) salah satunya dicabut.
Keuntungannya bisa muncul 2 tongkol atau 1 tongkol ukuran besar. Bila 2 tanaman/lubang maka tongkolnya
tidak sebesar tanaman/lubang akan tetapi berat biji 2 tanaman/lubang sama dengan berat biji 1 tanaman/lubang.
Jagung merupakan bahan makanan pokok ke II terpenting setelah padi. Jagung digunakan sebagai bahan makanan pokok oleh lebih dari 18 juta rakyat Indonesia, selain sebagai bahan baku industri dan pakan ternak. Produksi jagung di NTB baru mencapai rata-rata 19,80 per/ha dan jauh dibawah produktivitas hasil penelitian sebesar 40-50 kw/ha pipilan kering jagung bersari bebas serta 70 - 80 kw/ha pipilan kering jagung hibrida. Minat petani NTB untuk menanam jagung hibrida dari tahun ke tahun meningkat meski harga benih jagung hibrida sangat mahal antara Rp. 17.500 - Rp. 19500/kg sedangkan kebutuhan per hektar sebanyak 20 kg, berarti benih saja dibutuhkan dana antara Rp. 350.000 - Rp. 390.000/ha. Sementara benih jagung hibrida hasil persilangan ini (Semar3) dapat dijangkau dengan harga Rp. 6.000, /kg, sehingga untuk kebutuhan per hektar membutuhkan biaya sebesar Rp. 120.000,- Untuk mendukung dan membantu petani memperoleh benih jagung hibrida dengan harga relatif murah, Badan Litbang Pertanian sudah memiIiki teknologi membuat
benih jagung hibrida.
BAHAN BENIH JAGUNG HIBRIDA
Balai Penelitian Tanaman Jagung dan Serealia lain (BALITJAS) Maros Sulawesi Selatan telah berhasil menciptakan benih jagung hibrida yaitu SEMAR-1 hingga SEMAR-9 dengan menyiapkan benih materi induk (BMI) berupa bunga jantan dan bunga betina. IPPTP Mataram di Peninjauan Narmada telah mendatangkan benih materi induk (BMI) jagung hibrida SEMAR- 3 dari BALITJAS Maros untuk bahan membuat benih jagung hibrida SEMAR-3 dengan benih materi induk GM 15 sebagai materi induk bunga jantan dan benih materi induk ST.2630 sebagai materi induk bunga betina.
PROSEDUR/CARA MENYIAPKAN BENIH HIBRIDA "SEMAR - 3"
1. Penanaman benih materi induk GM IS dan benih materi induk ST.2630 seperti menanam jagung pada umumnya dengan jarak tanam 80 x 40 cm, 2 biji/lubang, dan komposisi 1 baris GM 15 dari 4 baris ST.2630.
2. Pemeliharaan awal tidak beda dengan petunjuk budidaya jagung hibrida umumnya, hanya setelah tumbuh (umur 10 - 15 hari) setelah tugal diseleksi setiap lubang hanya ditinggalkan 1 tanaman.
3. Tanaman harus dipupuk (sesuai rekomendasi setempat) hingga umur tanaman 30-35 hari setelah tugal dengan 2 - 3 kali aplikasi.
4. Pada umur tanaman sekitar 53 hari setelah tugal agar diperhatikan karena bunga jantan akan mulai keluar/muncul. Lakukan pemotongan bunga jantan pada materi induk ST 2630 (yang setiap 4 baris) dengan cara seperti gambar di bawah ini. Pelaksanaan pemotongan bunga jantan pada tanaman materi induk betina
dilakukan setiap pagi hari sebelum jam 9.00 selama 8 - 10 hari.
5. GM 15 (yang setiap 1 baris) sebagai pejantan tetap dibiarkan bunga jantannya keluar dan berkembang,
akan tetapi tanaman yang tingginya dianggap tidak sama seperti tinggi rata-rata yang ada (terlalu tinggi atau terlalu pendek dari rata-rata) agar dicabut.
6. Materi induk ST.2630 (setiap 4 baris) sebagai induk betina yang kedudukan tongkolnya terlalu tinggi atau
terlalu rendah dari rata-rata agar dicabut.
7. Penyerbukan silang GM 15 dan ST.2630 terjadi secara alamiah baik oleh angin atau serangga.
8. Lakukan pemeliharaan selanjutnya sesuai petunjuk budidaya jagung umumnya.
PANEN DAN PASCA PANEN
Tanaman sudah bisa di panen apabila telah mencapai umur tua dengan tanda-tanda kelobot berwarna putih
kecoklatan. Perlakuan panen dan pasca panen sebagai berikut:
1. Tongkol dari tanaman GM 15 tidak dijadikan benih atau tongkolnya bisa dipanen muda.
2. Tongkol dari tanaman materi induk betina (ST.2630) di panen seperti biasa. Hasil panen diseleksi
tongkol-tongkol yang seragam baik panjang maupun besarnya dipisahkan dari yang pendek dan kecil.
3. Proses pasca panen sesuai petunjuk jagung umumnya
4. Pemipilan dilakukan memisahkan hasil pipilan ke 2 ujung tongkol dengan bagian tengah tongkol jagung.
5. Benih hibrida SEMAR - 3 adalah yang berasal dari pipilan bagian tengah dan lakukan penjemuran hingga
kadar air 12%.
6. Lakukan pengantongan dan penyimpanan sesuai petunjuk, bila menunggu waktu tanam.
Apabila menginginkan pertanaman 1 tanaman/lubang maka harus diyakini bahwa benih daya tumbuhnya
100%, dan jika tidak maka ditanam 2 biji/lubang yang setelah tumbuh (10 hari) salah satunya dicabut.
Keuntungannya bisa muncul 2 tongkol atau 1 tongkol ukuran besar. Bila 2 tanaman/lubang maka tongkolnya
tidak sebesar tanaman/lubang akan tetapi berat biji 2 tanaman/lubang sama dengan berat biji 1 tanaman/lubang.
Subscribe to:
Posts (Atom)