Pupuk organik merupakan hasil penguraian bahan organik oleh jasad renik atau mikroorganisme yang berupa zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman. Misal Kompos, pupuk kandang, dan pupuk hijau. Kompos atau pupuk kandang sudah cukup lama dikenal dan dipergunakan, tetapi baru sebatas menggunakan apa adanya, belum sampai pada usaha untuk meningkatkan kualitas dari kompos dan pupuk kandang tersebut.Rakitan teknologi pembuatan pupuk alternatif mulai membudaya di masyarakat kita, yaitu upaya pembuatamn kompos dengan menggunakan bioaktifator yang memang sudah cukup banyak di pasaran, seperti EM-4, stardek/Starbio, CM dll. Hal ini dilakukan petani dengan pertimbangan antara lain :
Untuk memperoleh pupuk kandang dalam jumlah besar yang sudah masak tidaklah mudah.
Penanaman pupuk hijau tidak selalu berhasil, karena keberatan dari petani jika harus mengorbankan sebagian lahannya untuk tanaman pupuk hijau.
Memberi nilai tambah bagi pupuk kandang sehingga menjadi kompos dengan kualitas lebih baik.
Mengurangi ketergantungan pada pupuk buatan.
Pembuatan Kompos dengan Bioaktifator CM
CM (Crops Mikrobia) mengandung bakteri gram positif yang dapat hidup di permukaan akar yang mempunyai strain spesifik yang jelas dan terkendali. Bakteri itu yaitu :
Bacillus chitinosporous, yang memproduksi metabolit enzim chitinase yang mampu menghancurkan, mengurai dan mencerna zat kitin yang terdapat pada sel telur nematoda, kulit serangga, larva dan pupa serangga.
Bacillus subtilis dan Bacillus pumulus yang memproduksi metabolit yang menghambat fungi (cendawan)
Bacillus lateroporous yang memproduksi metabolit spesifik (auksin dan gibrelin) yang mampu menstimulir benih, akar, batang, bunga dan buah.
Oleh karenanya CM sendiri ada 3 jenis sesuai dengan kegunaannya yaitu :
CM akar
CM daun
CM buah
Teknik pembuatan kompos :
Untuk tiap kuintal bahan kompos dibutuhkan bahan sebagai berikut :
1. kotoran hewan / jerami : 100 Kg
2. serbuk gergaji : 20 Kg
3. bekatul : 2 Kg
4. CM : 50 cc
5. tetes tebu/larutan gula : 100 cc
6. air : 25 liter
7. Nutrisi : secukupnya
Cara pembuatan :
Bahan 1,2,3 dicampur hingga merata
Bahan 4,5,6,dan 7 dilarutkan dalam air (bahan 6)
Larutan pada point b disiramkan pada adonan (hasil campuran poin a) hingga homogen.
Adonan dibuat gundukan.
Adonan ditutup dengan plastik selama 4-5 hari, dan setiap harinya adonan diaduk dan dibalik dan ditutup kembali dengan plastik.
Proses dekomposisi berlangsung ditandai dengan naiknya suhu.
Hasil kompos dikatakan berhasil dengan tanda :
dipegang tidak lengket
tidak bau dan tidak panas
warna lebih legam/mengkilap
Pembuatan Kocoran
Selain dibuat kompos CM juga bisa dibuat kocoran untuk menyiram tanaman. Adapun cara membuatnya adalah sebagai berikut : (untuk pembuatan kocoran 10 liter) :
Bahan :
1. Pupuk kandang : 2 Kg
2. Bekatul : 0,5 Kg
3, Larutan gula : 0,5 liter
4. CM : 100 cc
5. air : 15 liter
6. Nutrisi : secukupnya
Cara membuat kocoran adalah sebagai berikut :
Pupuk kandang ditaruh dalam ember, dan dituangkan air mendidih 15 liter dan biarkan hingga dingin/agak hangat.
Larutan tersebut disaring diambil cairannya, dan pisahkan dalam ember.
Setelah dingin, masukan bekatul, larutan gula, CM dan nutrisi dan diaduk hingga homogen.
Setelah itu masukan alat oksidasi (aerator aquarium) selama 4-5 hari, dan setelah itu dapat digunakan pada tanaman.
Pada saat disiramkan kocoran terlebih dulu diencerkan 200 kali (1 liter kocoran dicampur denga air hingga mencapai 200 liter).
Penggunaan kompos dan kocoran yang rutin pada tanaman menjadikan tanaman sehat dan produktif karena bakteri gram positif akan mampu berkompetesi dan mengalahkan bakteri patogen pada akar sehingga tanaman tetap tersuplai zat hara, karena bakteri gram positif mampu merombak unsur hara yang terikat kuat dalam partikel tanah menjadi unsur hara dalam gugus siap pakai dan hormon tumbuh yang dihasilkan melalui metabolit yang akan menstimulin pertumbuhan akar, batang, daun, bunga dan buah.
Pembuatan Petisida Organik (EM-4)
Bahan :
1. Larutan gula : 100 ml
2. EM – 4 : 100 ml
3. asam cuka : 100 ml
4. Alkohol 40% : 100 ml
5. Air cucian beras yang pertama : 1 liter
Cara Membuat :
Kelima bahan dicampur dan dimasukan dalam botol/jerigen yang tertutup.
Dilakukan pengocokan botol tiap pagi dan sore.
Pada setiap pengocokan kemudian tutup botol dibuka untuk membebaskan gas yang terbentuk selama fermentasi.
Pengocokan dihentikan setelah tidak ada gas yang terbentuk (kurang lebih 15 hari)
Biarkan selama 7 hari sebelum dipergunakan pada tanaman.
Untuk penggunaan campurkan 5 – 10 ml untuk setiap 1 liter air.