BUDIDAYA UMBI GARUT


bbppl_umbi_garutTanaman garut (Maranta arundinacea L) dapat tumbuh maksimal di bawah lindungan pohon dengan kadar matahari minimum, sehingga tanaman ini potensial diusahakan di hutan rakyat, tanah pekarangan, maupun daerah-daerah penghijauan. Tanaman ini mampu tumbuh pada tanah yang miskin kesuburannya, meskipun untuk produksi terbaik harus dipupuk. Tanaman ini tidak membutuhkan perawatan yang khusus serta hama dan penyakitnya relatif sedikit. Umbinya mulai dapat dimakan saat umur tanaman 3-4 bulan. Tanaman garut banyak dikenal di seluruh Indonesia dengan beberapa nama lokal seperti lerut (Pekalongan), angkrik (Betawi), patat (Sunda), sagu (Ciamis dan Tasikmalaya), tarigu (Banten), sagu Belanda (Padang, Ambon dan Aceh) atau larut, pirut, kirut (Jawa Timur).Tepung pati garut dapat digunakan sebagai alternatif untuk pengganti atau substitusi tepung terigu sebagai bahan baku pembuatan kue, mie, roti kering, bubur bayi, makanan diet pengganti nasi, disamping digunakan di industri kimia, kosmetik, pupuk, gula cair dan obat-obatan. Tetapi pemanfaatan tepung garut masih menghadapi beberapa kendala, terutama pemasaran dan kontinuitas pasokan bahan baku.
 Untuk mengatasi kendala tersebut, ada beberapa hal yang dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan tanaman garut, antara lain niat pemerintah untuk mengubah paradigma impor bahan pangan dan menjadikan petani sebagai penjual produk olahan, bukan penjual bahan baku.  Hal ini dapat dijadikan dasar untuk mendiversifikasikan pangan selain terigu dan beras, sehingga akan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap komoditi impor. Bila hal ini tidak segera dilakukan maka Indonesia akan sangat bergantung pada bahan baku impor. Ini merupakan sesuatu yang sangat ironis mengingat melimpahnya tanaman pangan alternatif yang dapat digali di negeri yang cukup subur ini.
 Di lain pihak sistem usahatani yang selama ini dianut harus diubah. Hal ini memerlukan perubahan yang sangat mendasar, yaitu petani menjual hasil olahan bukan hasil panen. Walaupun membutuhkan waktu yang lama tetapi harus ada yang berusaha meyakinkan masyarakat (petani) bahwa masa depan pangan tergantung pada sumberdaya sendiri.
 TEKNIK BUDIDAYA
Beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam budidaya tanaman garut adalah: (1) pembenihan; (2) persiapan lahan; (3) penanaman tanaman naungan; (4) penanaman; (5) pemeliharaan tanaman; dan (6) pemanenan.
Pembenihan
 Untuk memperoleh benih dalam usaha budidaya tanaman garut diperoleh dengan cara: 
  • Perbanyakan dengan umbi
  • Perbanyakan dengan anakan
Untuk penananam 1 hektar diperlukan persemaian dengan luas 20 x 2 m. Media yang dibutuhkan untuk persemaian ini adalah tanah, sekam, pasir, pupuk kandang, Urea dan SP-36. Bedengan untuk persemaian ini dibuat dengan tinggi 20-30 cm.
 Perbanyakan dengan Umbi
Umbi yang masih utuh diambil ujungnya (beberapa ruas) untuk dijadikan benih dengan syarat mata tunas tidak terluka, kemudian dipotong setiap satu ruas dan disemaikan di tempat persemaian yang sudah disiapkan. Setelah 20-30 hari akan terbentuk 3-5 helai daun dan benih tersebut siap untuk ditanam di areal yang sudah tersedia.
 Perbanyakan dengan Anakan
Pada umur 4 bulan setelah tanam batang induk akan membentuk anakan (rumpun). Untuk memperoleh anakan yang baik dibutuhkan perawatan pada tanaman induk. Untuk memperoleh benih anakan, pemisahan anakan dari batang induk sebaiknya dilakukan setelah jumlah anakan 3-5 atau batang induk telah mencapai umur 4-5 bulan setelah tanam.
 Persiapan Lahan
Persiapan lahan bertujuan untuk mengolah dan menggemburkan lahan (dengan kedalaman bajakan 20-30 cm) memperbaiki struktur tanah, memperbaiki aerasi tanah, memperbaiki sistem drainase serta membunuh sumber penyakit dalam tanah. Setelah pengolahan, dibuat bedengan dengan panjang 10 m, lebar 1 m dan tinggi 30 cm. Bedengan ini dapat menampung 35-40 batang.
 Tanaman garut juga dapat ditanam pada lahan yang tanpa diolah terlebih dulu. Caranya adalah dengan membuat lubang dengan ukuran 20 x 20 cm. Sebelum ditanam, lubang diberi dulu pupuk kandang. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 40 x 40 cm.
 Penanaman
Tanaman Naungan Jenis tanaman naungan yang baik adalah tanaman yang berakar lunak, seperti pisang, pepaya, dsb. Tetapi tanaman garut juga dapat beradaptasi dengan tanaman keras/tahunan seperti karet, rambutan, kelapa sawit, jati, dsb.
 Jarak tanaman naungan berakar lunak (pisang, pepaya) 3 x 3 m, sehingga tanaman garut masih dapat menyerap sinar matahari 40-50%. Sedangkan jarak tanaman keras/tahunan tergantung pada kondisi di lapangan, terutama pada pertumbuhan akar tanaman keras/tahunan tersebut.
 Penanaman Lahan yang telah diolah atau tanpa olah dibuatkan lubang tanam 20 x 20 cm dengan jarak tanam 40 x 40 cm. Benih dari persemaian (telah berdaun 3-5 helai) dicabut, lalu ditanam dalam lubang yang telah disiapkan. Bila benih berasal dari anakan, maka jumlah daun dikurangi lebih dulu (dengan dipotong), lalu ditanam dalam lubang.
 Pemeliharaan Tanaman
Pada umur tanaman 2-3 bulan setelah tanam, tanah digemburkan, lalu diberikan pupuk urea, masing-masing 200-300 kg per hektar tergantung pada kesuburan tanah dilokasi penanaman. Pupuk urea dan SP-36 diaduk menjadi satu lalu disebar di alur bumbunan.
 Hama utama yang menyerang tanaman garut adalah uret, tikus dan ulat penggulung daun (Colopodes atheus). Sedangkan penyakit utama yang menyerang tanaman garut adalah penyakit terbakar daun (Rosellinia atheus) dan penyakit busuk daun (Pelliularian filomentosa).
 Cara pengendalian yang dilakukan tergantung pada jenis hama atau penyakitnya.
  • Hama uret dengan furadan- Hama tikus dapat diberantas dengan gropyokan atau menggunakan racun tikus (seperti klerat atau petrokum)
  • Hama ulat penggulung daun dapat diberantas dengan cara manual (dicari dan dibunuh) atau cara kimiawi dengan pestisida bubur bordeaux
  • Penyakit terbakar daun dikendalikan dengan cara eradikasi
  • Penyakit busuk daun dapat dicegah dengan perbaikan sistem drainase (pengairan)
 Pemanenan 
Tanaman garut dapat dipanen pada dua periode, yaitu:
  • Pada umur 6-7 bulan Pemanenan ini dilakukan bila umbi tersebut akan digunakan atau diolah menjadi emping atau keripik, karena pada umur tersebut serat yang terkandung masih sedikit.
  • Pada umur 8-12 bulanHal ini dilakukan bila umbi akan diproses menjadi pati (tepung). Pemanenan sebaiknya dilakukan pada bulan-bulan kering agar rendemen patinya tinggi.
 Pemanenan dilakukan dengan menggunakan garpu atau alat sejenis, lalu dibersihkan dari akar dan tanah dan dipotong sebatas pangkal rimpang. Yang perlu diperhatikan adalah varietas yang dipanen, varietas banana hanya dapat bertahan 2 hari, sedangkan varietas Creol dapat bertahan 7 hari setelah dipanen.
 Komposisi Umbi Garut
Umbi garut termasuk tanaman umbi-umbian yang mempunyai kandungan protein cukup tinggi. Umbi garut mempunyai kandungan protein 2-5%, pati 10-20%, lemak 0,1-0,3% dan serat 1-3%.


http://www2.bbpp-lembang.info/index.php?view=category&id=109&option=com_content&Itemid=304

BUDIDAYA STROBERI


Stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Salah satu  species stroberi yaitu Fragaria chiloensis L. menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya species lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan species lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia. 
Syarat Tumbuh
Tanaman stroberi mempunyai kemampuan beradaptasi cukup luas dengan kondisi iklim sebagai berikut :
a.       Suhu udara optimum 17 - 20 C dan suhu udara minimum antara 4 - 5 C.
b.       Kelembaban udara (RH) 80 - 90%.
c.       Penyinaran matahari 8 - 10 jam/hari.
d.       Curah hujan berkisar antara 600 - 700 mm/tahun.

Syarat-syarat keadaan tanah yang baik untuk ditanami stroberi adalah :
a.       Tanah kebun (lapangan).
b.       Medium tanah pot (polybag).

Budidaya di Kebun (lapangan)
Penyiapan lahan
Tata cara penyiapan lahan kebun stroberi adalah sebagai berikut :
a.             Sistem bedengan atau guludan tanpa mulsa  plastik.
b.             Sistem bedengan bermulsa plastik.

Penyiapan bibit
Kebutuhan bibit per satuan luas lahan ditentukan oleh varietas tanaman stroberi dan jarak tanam yang digunakan. Jumlah bibit yang ditanam diperkirakan berkisar antara 40.000 - 83.333 bibit/Ha. Bibit yang digunakan dapat berasal dari hasil perbanyakan tanaman secara generatif (biji) dan vegetatif berupa anakan atau stolon.
Penanaman :
Tata cara penanaman bibit adalah :
-     Siram medium tanah dalam polybag yang berisi bibit tanaman menggunakan air bersih hingga tanah cukup basah.
-     Keluarkan bibit dari polybag dengan cara menyobek atau menggunting polybag sehingga terkuak, bibit secara utuh bersama akar dan medium tanamnya.
-     Buat lubang tanam di permukaan bedengan.
-     Tanam bibit tersebut satu persatu pada lubang tanam sambil memadatkan tanah di sekitar pangkal batang secara perlahan-lahan.
-     Siram tanah sekitar pangkal batang bibit menggunakan air bersih sehingga tanah cukup basah terutama bila tidak ada hujan.
D.   Pemeliharaan stroberi
1.   Penyiraman (pengairan)
2.   Penyulaman
3.   Pemulsaan jerami kering
4.   Penyiangan
5.   Pemupukan susulan
6.   Pemangkasan
7.   Perlindungan tanaman
 {mospagebreak}
2.   Budidaya dalam pot
Penyiapan wadah atau tempat tanam
Wadah atau tempat tanam yang biasa digunakan adalah pot. Pot mempunyai banyak jenis dan variasi bentuknya. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pot adalah ukurannya seimbang dan serasi dengan ukuran tanaman. Selain itu, pot harus dapat menampung media tanam yang cukup agar perakaran tanaman tumbuh dengan leluasa.

Penyiapan medium tanam
Komposisi bahan medium tanam yang biasa digunakan adalah :
a.    Campuran tanah dari bawah pohon pinus, humus, daun lamtoro dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1.
b.    Campuran tanah lapisan atas, pasir dan humus dengan perbandingan 1:1:1.
c.     Campuran tanah, pasir, humus dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1:1.
d.    Campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:2.
Pengisian medium tanam ke dalam  pot
Cara-cara pengisian medium tanam ke dalam pot atau wadah tanam adalah :
a.       Siapkan alat dan bahan, terdiri atas pot (wadah tanam), pecahan bata merah (genting), gembor (emrat), medium tanam, serta sarana penunjang lainnya.
b.       Masukkan selapis pecahan bata merah (genting) ke dasar pot.
c.       Masukkan medium tanam ke dalam pot hingga hampir penuh.
d.       Siram medium tanam dalam pot tersebut dengan air bersih hingga keadaan  mediumnya cukup basah.
Penyiapan bibit dan penanaman
Tata cara penanaman bibit adalah :
·         Siram medium tanam bibit tanaman dengan air bersih hingga keadaannya cukup basah.
·         Keluarkan bibit lengkap bersama akar dan medium tanamnya dengan cara menyobek (menggunting) polybag.
·         Buat lubang tanam dalam pot dengan cara menggali (mengambil) sebagian medium tanamnya.
·         Tanamkan bibit tepat di tengah pot pada posisi tegak, kemudian timbun bagian pangkal batang tanaman dengan medium tanam sambil dipadatkan secara pelan-pelan.
·         Siram medium tanam dalam pot dengan air bersih hingga keadaan mediumnya cukup basah (lembab).
·         Simpan pot di tempat yang teduh dan lembab selama 7 - 15 hari agar tanaman segar kembali.
Pemeliharaan tanaman
a.       Penempatan pot
b.       Penyiraman
c.       Penyiangan dan penggemburan medium tanam
d.       Pemupukan
e.       Pemangkasan
f.        Penggantian pot dan medium tanam (repotting)
g.       Perlindungan tanaman
Hama dan Penyakit Tanaman
a.       Kutu Daun (Chaetosiphon fraggaefolii)
b.       Tungau (Tetranychus sp. Dan Tarsonemus sp.)
c.       Ulat tanah (Agrotis segetum)
d.       Kumbang Penggerek Bunga (Anthonomus rubi) dan
     kumbang penggerek akar (Otirhynchus rugosostriatus) dan kumbang batang (O. sulcatus).
e.       Kutu Putih (Pseudococcus sp.)
f.        Nematoda (Aphelenchoides atau A. ritzemabos)
g.       Penyakit Kapang Kelabu (Botrytis cinerea)
h.       Busuk Buah Matang
i.         Busuk Rizopus
j.        Empulur merah
k.       Embun Tepung
l.         Daun gosong
m.     Bercak Daun
n.       Busuk daun
o.       Layu vertisillium
p.       Virus

E.  Panen
Tanaman dari stolon dan anakan mulai berbunga ketika berumur 2 bulan setelah tanam, namun bunga pertama sebaiknya dibuang. Setelah tanaman berumur 4 bulan bunga  dibiarkan tumbuh menjadi buah, periode pembungaan dan pembuahan dapat berlangsung selama 2 tahun.
Ciri-ciri buah yang sudah bisa di panen adalah :
1.       buah sudah agak kenyal dan agak empuk;
2.       kulit buah didominasi warna merah  50 -75 % warna merah;
3.       buah berumur 2 minggu sejak pembungaan.