PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pembukaan kawasan hutan alam bagi keperluan pemukiman penduduk, perkebunan besar, pertanian dan lain sebagainya, dapat mengakibatkan rotan semakin sulit diperoleh. Oleh karena itu sudah waktunya untuk melestarikan rotan melalui gerakan penanaman rotan di lahan-lahan milik masyarakat dan upaya perlindungan sumber-sumber genetika rotan yang masih tersisa di dalam kawasan hutan negara.
B.Maksud dan Tujuan
Maksud pembudidayaan rotan adalah untuk meningkatkan kelestarian rotan, baik potensi maupun kwalitasnya.
Tujuannya adalah dengan meningkatkan potensi sumber daya rotan, maka terpenuhinya bahan baku industri rotan dalam upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani rotan
PERSIAPAN LAHAN
Pada umumnya rotan dapat tumbuh dalam berbagai kondisi tanah, terutama di tanah-tanah yang lokasinya berada di pinggiran sungai, dengan permukaan air tanah relatif dangkal.
Karena rotan itu tumbuhnya merambat, maka ia memerlukan pohon sebagai tempat panjatannya. Pohon yang akan menjadi tempat panjatannya harus mempunyai habitat yang sama dengan rotan, yaitu harus tahan terhadap genangan air dan tahan oleh pelumpuran. Di samping itu pohon tersebut harus kuat memiliki percabangan yang rendah, pertumbuhannya sangat cepat dan mudah diperbanyak.
Jenis pohon yang sering dipergunakan sebagai tempat panjatannya rotan antara lain Sempur (Dillenia sp), langsat (Lansium domesticum), Rambai (Baccaurea sp), dan Bungur (Lagerstroemia sp)
Jarak tanam pohon untuk tempat memanjat rotan adalah 10 x 10 meter atau tidak kurang dari 8 x 8 meter, agar dalam pemeliharannya dan pemanenannya dikemudian hari mudah dilaksanakan.
Untuk penanaman areal seluas 1 (satu) hektar, Rotan Sega memerlukan buah sebanyak 200 Kg dan Rotan Irit memerlukan 150 Kg.
Untuk membersihkan biji dari kulit dan daging buah serta kotorannya, harus direndam terlebih dahulu dengan air dingin selama 1 – 2 malam, kemudian diinjak-injak beberapa kali sampai bersih. Selanjutnya, biji yang sudah bersih itu disimpan di tempat kering dan teduh
Pengangkutan biji rotan dibungkus dengan kertas koran dan daun pisang, setelah dibasahi dimasukkan ke dalam karung goni. Biji rotan tersebut akan tahan selama 10 – 14 hari bila kertas koran pembungkusnya tetap basah.
Lokasi persemaian, diusahakan pada tanah yang datar, kemiringannya tidak lebih dari 10%. Tanahnya subur, gembur, dan kaya akan bahan organik serta dekat dengan sumber air agar memudahkan dalam penyiramannya.
Karena kecambah rotan tidak tahan terhadap cahaya penuh, maka tempat pembibitan harus berada di bawah pohon-pohon peneduh, atau dapat juga dibuat naungan dengan atap alang-alang/daun kelapa yang dibuat sedemikian rupa sehingga cahaya matahari dapat tembus.
Bedengan dibuat dengan ukuran 5 X 1 meter atau 10 X 1 meter dengan jarak antara bedengan ± 60 Cm. Biji rotan yang ukurannya kecil cukup dengannmenghamburkannya diatas bedeng.
Biji rotan yang ukurannya relatif besar, setelah dibersihkan, ditaburkan diatas bedengan berbentuk barisan dengan jarak antar baris tersebut ± 4 cm dan jarak antar biji di dalam barisan ± 2 cm.
Pemindahan kecambah rotan ke kantong plastik, setelah berukuran 0,5 atau bila sudah berumur 2,5 – 3 bulan dan sudah memiliki 2 (dua) helai daun pertama. Rotan Sega dan Rotan Irit dalam setiap kantong plastik berisi 2 (dua) kecambah, sedangkan Rotan Manau dalam satu kantong plastik berisi 1 (satu) kecambah, yang ukurannya sudah mencapai 3 – 5 cm panjangnya.
Pemupukan sebaiknya memakai pupuk kandang yang dilarutkan dengan air terlebih dahulu. Penyiraman dilakukan setiap hari pada waktu pagi dan sore hari. Untuk mencegah penyerangan oleh hama dan penyakit perlu disemprot dengan insektisida dan atau fungisida.
Bibit Rotan yang sudah berumur 1 – 1,5 tahun atau sudah berdaun 5 – 7 helai, sudah siap untuk ditanam di lapangan.
BIBIT ROTAN DARI ANAKAN
Bibit rotan yang diambil dari alam, dipilih yang tingginya sudah mencapai 20 – 30 cm, diambil dengan cara dicungkil memakai parang. Usahakan agar tanahnya banyak yang melekat dengan perakarannya.
Bibit rotan ini dapat diperoleh baik dari rumpun tumbuhan rotan dan atau dari anakan rotan yang tumbuh secara alami dari biji rotan yang bertebaran di lantai hutan
Anakan rotan tersebut diatas, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik yang sebelumnya diisi tanah camur kompos. Daun-daunnya dipotong separuhnya, untuk menjaga penguapan daun yang terlalu besar. Selanjutnya simpan selama 2 – 3 bulan di tempat yang rindang. Disiram setiap hari setiap pagi dan sore sebelum dipindahkan ke lapangan.
Bila bibit rotan hasil penggalian itu tidak dimasukkan ke dalam kantong plastik, maka bibit tersaebut harus segera disimpan di air mengalir perlahan selama 2,5 – 3 bulan untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas akar yang baru, bibit tersebut sudah siap untuk dipindahkan ke lapangan
PENANAMAN
1.Pengangkutan bibit rotan dilakukan dengan hati-hati, agar perakarannya tidak rusak atau terganggu.
2.Sebelum penanaman bila bibitnya berjumlah cukup banyak terlebih dahulu disimpan di tempat yang teduh dan disiram setiap pagi dan sore hari.
3.Penanaman dilaksanakan pada awal musim penghujan. Bibit yang berkantong plastik sebelum ditanam harus dibuka kantongnya secara hati-hati.
4.Lubang tanam dibuat 2 buah dengan ukuran masing 30 X 30 X 20 cm disekitar pohon yang akan menjadi tempat panjatannya.
5.Bibit ditanam dengan kedalaman 2 – 3 cm diatas leher akar kemudian diurug dengan tanah gembur atau tanah bekas galian bagian atas. Bila tanahnya kurang subur di setiap lubang tanaman diisi 3 – 5 Kg pupuk kandang yang sudah dicampur tanah.
6.Peanaman bibit harus berdiri tegak lurus kemudian diikatkan pada pohon panjatannya dengan tali yang mudah lapuk.
7.Rotan Sega atau Rotan Irit jarak tanamannya 10 X 10 m dan tiap lubang berisi 2 – 4 bibit. Untuk Rotan Manau jarak tanamnnya 6 X 6 m dan tiap lubang tanamnnya berisi 1 – 2 bibit.
PEMELIHARAAN
1.Penyiangan tanaman dilakukan 3 – 4 kali dalam setahun yaitu pada periode tanaman menghadapi masa kritis sampai berumur 3 tahun.
2.Hama tanaman rotan adalah belalang yang memakan daun-daun yang masih muda, kemudian ker dan bajing yang biasanya memakan umbut atau pucuk daun muda.
3.Penyakit tanaman rotan biasanya disebabkan oleh sejenis jamur (Pestalosa sp) yang menyerang daun dan pembusukan pada pangkal batang. Sejenis virus menyerang tunas-tunas muda yang dapat mengakibatkan tumbuhan rotan menjadi kerdil. Untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan cara penyemprotan dengan inisektisika dan atau fungisida bila diperlukan.
4.Kebersihan antara rumpun rotan harus dijaga agar memudahkan perawatannya.
5.pemupukan dilakukan selang 6 bulan selama 3 tahun pertama.
PEMUNGUTAN HASIL
1.Cara pemungutan rotan yang baik yaitu dengan tebang pilih (selectif cutting) yaitu hanya menebang batang rotan yang umurnya sudah tua. Tanda-tanda batang rotan yang sudah tua dan siap ditebang yaitu bila upih/pelepah daunnya sudah kering dan mengelupas dari batangnya. Bagi rotan yang tidak berupih batang yang telah tua ditandai dengan warnanya yang menguning.
2.Rotan Irit, sudah dapat dipungut hasilnya bila sudah berumur 7 – 10 tahun selanjutnya dapat ditebang lagi selang 2 tahun selama 24 tahun. Rotan Sega dan Rotan Manau, daun tebang optimalnya adalah 25 tahun sedangkan rotan taman sudah dapat ditebang bila umurnya sudah mencapai 10 – 15 tahun sejak penanaman.
3.Rotan yang tumbuhnya berumpun dalam penebangan pertama cukup diambil 2 – 3 batang saja dan penebangan berikutnya berselang dalam waktu 2 – 4 tahun.
4.Penebangan batang rotan dilakukan dnegan memotong pangkal batang setinggi ± 15 cm dari tanah. Pelepah/upih daun dibersihkan dengan sabit atau dengan cara menggosok-gosokkan batangnya pada pohon panjatannya. Kemudian bagian ujung atas rotan dibuang sepanjang ± 1,5 m. Selanjutnya batang-batang rotan tersebut dipotong dengan ukuran panjangnya disesuaikan dengan permintaan pasar.
5.Rumpun rotan yang sudah berumur 30 – 40 tahun dapat menghasilkan 15 batang rotan tua. Dalam 1 hektar kebun rotan yang terawat dengan baik dapat menghasilkan 7,5 ton rotan basah setiap kali panen